Sabtu, 30 April 2016

PERANAN SENTRA PENYULUHAN KEHUTANAN PEDESAAN (SPKP)

PERAN SENTRA PENYULUHAN KEHUTANAN PEDESAAN (SPKP)
DI DESA GUNUNG MALANG
TERHADAP KELESTARIAN KAWASAN HUTAN


Oleh :
SANATA SAKRA GEMPITA, S.Hut
Penyuluh Kehutanan Muda



BAB I
PENDAHULUAN

            Sumber Daya Hutan Tanah dan Air merupakan Anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa. Kabupaten Lombok Timur memiliki Hutan yang sangat luas, sehingga sangatlah perlu bagi kita untuk memeliharanya. Namun kita lihat kenyataannya sangatlah lain karena disana sini masih benyak lahan keritis dan lahan terlantar serta maraknya pembalakan liar oleh warga sekitar kawasan yg mencari penghasilan dengan merambah hutan. Keadaan semacam ini selain di sebabkan oleh kurangnya tingkat pengetahuan kesadaran masyrakat, namun lebih mengarah kepada tidak adanya kemauan dan kemampuan masyarakat / petani dalam mengelola sumberdaya yang ada secara optimal, sehingga tak perlu mencari penghasilan melalui jalan pembalakan kayu.
            Untuk mencegah lajunya pembalakan liar dan agar lahan kritis tidak semakin meluas, dan juga agar para petani khususnya petani sekitar kawasan hutan dan lahan kering dapat meningkatkan hasil prduksinya maka pemerintah mengupayakan kegiatan-kegiatan sbb:
1.      Penghijauan diluar kawasan hutan.
2.      Reboisasi didalam kawasan hutan.
3.      Konservasi tanah.
4.      Hutan rakyat.
5.      Hutan kemasyarakatan.
6.      Penyuluhan.
Semua ini merupakan kegiatan rehabilisasi lahan dan konservasi tanah yang di titik beratkan melalui fungsi Penyuluhan. Dan agar penyuluhan ini dapat berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan yang diharapkan maka perlu adanya keterpaduan didalam penyelenggaraan penyuluhan ditingkat desa. Namun sayangnya penyuluhan kehutanan di masa sekarang ini masih kurang karena masih terbatasnya personil yang ada.
Wilayah kawasan hutan Gunung Malang merupakan salah satu kawasan yg di kelola oleh pemerintah kabupaten Lombok timur adalah kawasan yg terdiri dari kawasan hutan lindung dan kawasan hutan produksi. Namun seiring laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kebutuhan masyarakat, kawasan hutan ini juga merupakan kawasan hutan yang menjadi lahan pembalak pembalak liar yg mencari penghasilan ekonomi.
Harapan saat ini memang lebih mengacu kepada tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk mau menjaga kawasan hutan agar tetap utuh sehingga tidak mengganggu kondisi alam pada daerah kawasan hutan gunung malang dan sekitarnya. Salah satunya adalah dengan jalan pengoptimalan Sentra penyuluhan kehutanan pedesaan yg sudah terbentuk di tahun 2013 ini. Diharapkan dengan terbentuknya sentra penyuluhan tingkat desa ini dapat menjadi wadah tempat bersatunya rimbawan maupun rimbawati yang perduli dengan kawasan hutan khususnya penyuluh kehutanan swadaya masyarkat yg sudah ada.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
           
Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP) adalah organisasi masyarakat ditingkat desa yang dibentuk Dengan Maksud Sebagai Wadah bagi Penyuluh Kehutanan Lapangan (PKL), Penyuluh Kehutanan Swadaya Masarakat (PKSM), Tokoh Masyarakat/Klp.Tani, Kader Pencinta Alam. Guna terwujudnya penyelenggarakan penyuluhan pembangunan kehutanan ditingkat desa secara terpadu dan terarah untuk mencapai masarakat mandiri sejahtera dengan tetap menjaga kelestarian hutan.
Melalui karya tulis ini kami berharap dapat lebih mengenalkan lagi tentang Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaaan (SPKP) di Desa Gunung Malang ini yang memang masih kurang begitu banyak dikeanal oleh masyarakat didalam desa sendiri, apalagi masyarakat yang berada di luar desa di mana SPKP ini berada.

BAB III
PERMASALAHAN

Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP) adalah organisasi masyarakat ditingkat desa yang dibentuk berdasarkan hasil musyawarah berbagai pihak yang ada di wilayah desa Gunung Malang dalam upaya melestarikan fungsi dan manfaat hutan dan lahan untuk mewujudkan kemakmuran masyarakat pedesaan. Namun sayangnya masih sangat banyak sekali masyarakat yang belum mengenal sentra penyuluhan kehutanan pedesaan ini, sehingga menyebabkan peranan SPKP ini seperti tidak terlihat optimal. Terlihat kecilnya peran SPKP terhadap keterlibatan dalam penangan permasalahan kehutanan di desa membuat SPKP tidak begitu di hargai oleh pihak-pihak terkait yang bergerak di sektor kehutanan. Padahal secara tidak langsung, SPKP ini telah meberikan andil yang sangat besar terhadap pelestarian kawasan hutan melalui kampanye terhadap penanaman dan perlindungan kawasan hutan. 

BAB IV
PEMBAHASAN

Menyikapi beberapa permasalahan yang ada pada Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP) yang ada di Desa Gunung Malang ini, dirumuskan beberapa langkah-langkah antara lain :
1.      Pengkaderan PKSM-PKSM baru yang memang merupakan menjadi salah satu tujuan pembentukan SPKP, sehingga secara langsung akan membuat SPKP semakin lebih dikenal Karen bertambahnya masyarkat yg terlibat sebagai PKSM.
2.      Pematangan perncanaan kegiatan-kegiatan SPKP.
3.      Kerja nyata, untuk menunjukkan pada masyarkat dan seluruh lapisan yang terlibat dalam pembangunan kehutanan bahwa SPKP ini memiliki peran yang sangat besar terhadap kelestarian kawasan hutan, khususnya dalam hal mengurangi pembalakan-pembalakan liar melalui kegiatan kampanye anti perambahan hutan sperti pemasangan poster, penyebaran pamphlet dan lain-lain.
4.      Pemaparan terhadap prospektif SPKP yang di harapkan yakni :
  • SPKP merupakan pusat informasi pembangunan kehutanan maupun sektor lainnya, baik kedalam kepada masyarakat desa maupun memberikan informasi keluar.
  • SPKP juga di harapkan akan menjadi wadah /tempat konsultasi para petani dan masyarakat Desa dengan penyuluh kehutanan maupun penyuluh terkait lainnya, jawal pelaksanaan akan di tetapkan dan dimusyawarahkan.
  • Meningkatkan kemampuan, pengethuan dan pemahaman PKSM, yang tergabung dalam SPKP terhadap program kebijakan pembangunan kehutanan, maupun aturan dan perundang undangan di bidang kehutanan maupun di bidang lingkungan hidup.
  • SPKP berkembang sehingga mendapat kepercayaan dari instansi kehutanan sebagai mitra dalam pengurusan perijinan usaha di bidang kehutanan.


BAB V
KESIMPULAN

Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP) di Desa Gunung Malang ini dibangun atas rasa kepedulian akan kelestarian kawasan hutan yang memang mengalami gangguan dari manusia sendiri akibat kebutuhan ekonomi. Menyadari hal itu SPKP sesuai dengan perencaan tentang prospektifnya diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar kawasan hutan akan pentingnya menjaga kelestarian hutan. Selain itu SPKP juga diharapkan untuk mampu memberikan pengetahuan dan wawasan kemada masyarakat mengenai peraturan perundang-undangan tentang kehutanan.
Terhadap rendahnya kesadaran masyarakat maupun pihak-pihak yang bergerak di sektor kehutanan mengenai peran SPKP, maka diharapkan bahwa SPKP mampu memberikan kerja yang lebih nyata lagi, sehingga mampu membuka mata masyarakat dan pihak-pihak yang bergerak di sektor kehutanan akan besarnya andil yang telah diberikan oleh SPKP dalam menjaga kelestarian kawasan hutan.



DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan, 2005. Pedoman Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP) Edisi 3. Jakarta
Hendro Asmoro, 2013. Pengembangan Sistem Informasi Desa. Dalam Pelatihan Penyuluh Kehutanan Pendamping SPKP. Bogor

Pengembangan Metode Pembuatan Bedeng Sapih

PENGEMBANGAN METODE PEMBUATAN BEDENG SAPIH



DI SUSUN OLEH :
SANATA SAKRA GEMPITA, S.Hut
PENYULUH KEHUTANAN MUDA



Penyuluhan kehutanan adalah proses pembelajaran bagi Pelaku Utama serta Pelaku Usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dan kemampuan dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.Termasuk di dalamnya adalah peningkatan teknologi dalam hal pembuatan bedengan dalam membuat suatu persemaian baik yang sementara maupun persemaian permanen. Dalam tulisan ini kami selaku Penyuluh Kehutanan menawarkan pengembangan dalam hal pembuatan bedeng sapih sesuai dengan pengalaman-pengalaman kami dalam melaksanakan pendampingan kegiatan pembibitan.Semoga apa yang kami informasikan dalam tulisan ini adalah pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua.



*      Pembuatan bedeng sapih umumnya
Bedeng sapih berbentuk persegi empat panjang dengan ukuran 5m x 1m atau 10m x 1m dengan arah memanjang utara-selatan. Jarak antara satau bedeng dengan yang laian adalah 0,5m yang digunakan sebagai saluran air dan jalan pemeriksaan. Pinggiran bedengan diberi penguat dapat berupa batu bata atau bamboo sesuai dengan tinggi yang direncanakan misalnya 15 cm. 
Contoh umumnya pembuatan bedeng sapih

*      Pengembangan Metode yang ditawarkan
Sama layaknya dengan prinsip-prinsip pembuatan bedengan pada umumnya, namun yang membedakan dari pengembangan metode pembuatan bedengan ini adalah penambahan bahan plastic yang sesuai dengan ukuran bedengan yang telah dibuat. Penambahan bahan plastic ini adalah sebagai penahan tumbuhnya rumput-rumput liar yang dapat menjadi gulma pada bibit yang dihasilkan.

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan metode seperti ini antara lain :

  1. Rumput-rumput liar yang dapat menjadi gulma tidak dapat tumbuh masuk di antara sela-sela susunan polybag, sehingga menyebabkan pertumbuhan bibit menjadi baik.
  2. Mengurangi kegiatan penyiangan, sehingga dapat mengurangi tenaga dalam proses penyiangan.
  3. Pertumbuhan bibit semakin baik karena tidak adanya gulma yang sempat mengganggu pertumbuhan. 
Melihat manfaat dari metode ini, maka kami selaku penyuluh kehutanan menawarkan metode ini kepada kelompok-kelompok tani yang hendak membuat bibit di persemaian masing-masing.
Contoh bedengan dengan lapisan plastik




Kamis, 12 November 2015

MENGASAH ILMU SAMBIL DAPAT KREDIT POIN 
MELALUI PELATIHAN-PELATIHAN KTH



Kredit poin bagi penyuluh kehutanan merupakan salah satu syarat untuk naik pangkat maupun jenjang jabatan. Namun semakin tinggi jenjang jabatan penyuluh kehutanan maka jenis tugas pokok untuk menghasilkan angka kredit poin pun berubah, utamanya bagi penyuluh kehutanan ahli baik pertama, muda maupun madya. adanya program-program pelatihan peningkatan kemampuan kelompok tani hutan yang di selenggarakan oleh SKPD-SKPD yang bergerak di bidang kehutanan merupakan pintu yang dapat di manfaatkan oleh penyuluh-penyuluh kehutanan sebagai sumber penghasilan angka kredit poin. Seperti halnya pelatihan-pelatihan yang beberapa waktu ini di selenggarakan oleh SetBakorluh NTB. Baru-baru ini Setbakorluh NTB telah melaksanakan Pelatihan Pengolahan Pasca Panen Bagi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha pada Masyarkat Sekitar Kawasan Hutan yang di laksanakan di LENKA INDIKA Deas Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kab. Lombok Timur. 
Pelaksanaan pelatihan berlangsung selama 3 (tiga) hari yang di mulai dari hari kamis tanggal 5 nopember sampai dengan hari sabtu tanggal 7 nopember tahun 2015. Kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh SetBakorluh NTB ini yang bekerjasama dengan BP4K Kabupaten Lombok Timur banyak melibatkan penyuluh-penyuluh sebagai narasumber utamanya penyuluh kehutanan yang ada. 
kegiatan ini mestinya dapat berlangsung terus menerus sehingga bisa menjadi jalan bagi penyuluh kehutanan untuk mengasah dan mengembangkan ilmu yang di miliki guna tetap menjaga kompetensinya sebagai penyuluh kehutanan yang siap bersaing serta sekaligus bisa mendapatkan kredit poin untuk jenjang karirnya. selain manfaat bagi pelaku utama yang sebagai sasaran pelatihan, penyuluhpun mendapatkan manfaat langsung sehingga ke depan nantinya penyuluh kehutanan yang ada hendaknya mempersiapkan diri sebagai narasumber yang baik bila pelatihan-pelatihan semacam ini di laksanakan kembali.

Minggu, 05 Oktober 2014

Uji Kompetensi Penyuluh

UJI KOMPETENSI BAGI PENYULUH KEHUTANAN

Pelaksanaan Uji Kompetensi Penyuluhan kehutann akhirnya dilaksanakan juga di mataram tepatnya di Hotel Pratama. Pelaksanaan uji kompetensi ini dilaksanakan pada tanggal 22 sampai 26 September 2014 yang di ikuti oleh Penyuluh penyuluh yang berada di wilayah Nusa Tenggara Barat termasuk di dalamnya adalah Penyuluh Kehutanan yang berasal dari Kabupaten Lombok Timur.
Lombok Timur memerintahkan 4 Penyuluhnya untuk mengikuti uji kompetensi ini yang semuanya pada tingkat Supervisor diantaranya adalah :
1. Sanata Sakra Gempita, S.Hut
2. Dewi Rina Destini, S.Hut
3. Sriwati, SP
4. Istni Rohmiyati, SP
Pelaksanaan uji kompetensi ini di selenggarakan oleh BP2SDMK yang bekerjasama dengan SetBakorluh NTB guna mendapatkan penyuluh-penyuluh yang kompeten. Dan semua penyuluh dari Lombok Timur ternya semuanya dinyatakan kompeten oleh masing masing assesor, alhamdulillah....
Merupakan beban yang sangat berat bagi penyuluh penyuluh yang telah dinyatakan kompeten karena harus mampu mempertanggungjawabkan kemampuannya telah menyandang penyuluh yang telah kompeten, jadi sewajarnyalah menjadi penyuluh yg dicontoh oleh teman teman penyuluh yang lainnya. Sukses selalu untuk penyuluh penyuluh kehutanan lombok timur, semoga dengan uji kompetensi ini membuat kinerja penyuluh lombok timur semakin baik guna meningkatkan kemajuan pembangunan kehutanan di Kabupaten Lombok Timur. Bravo IPKINDO Lombok Timur......

Senin, 12 Mei 2014

KEGIATAN PENILAIAN LOMBA PKA TINGKAT PROPINSI 
DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Kategori yang di ikuti adalah 
1. Penyuluh Kehutanan
2. Kelompok Tani
3. PKSM
4. Kepala Desa Peduli Hutan
5. KMDM